Saturday, August 29, 2015

5 Kebiasaan Pendaki Jika Berada di Puncak

Ngapain sih naik gunung? Emang asik? Ah, palingan untuk update di foto 17-an aja. Iya, kan? Mungkin juga buat pamer kalo lo pecinta alam?

Tapi buat gue, naik gunung itu punya arti. Punya kelebihan tersendiri gitu. Selain buat foto, yang nantinya fotonya bakal buat ganti-ganti profile picture di Whatsapp.

Setelah beberapa kali mendaki, kayaknya gue punya rekaman sendiri seperti apa kegiatan para pendaki pas udah di puncak. Nah, berikut menurut sepenglihatan gue :

1. Foto Selfie

Sumber : Dokumen Pribadi

Gak heran sama kegiatan yang satu ini, yang karena sudah menjadi kegiatan umum di khalayak ramai, sih. Tapi, selfie di puncak bakal memberikan feel yang berbeda dari biasanya. Ya, kayak selfie pas lagi kebelet boker, gitu.

2. Nulis Nama Pacar


Sumber : Dokumen Pribadi

Sebelum melakukan pendakian, pasti banyak banget yang udah nyiapin kertas yang udah ada tulisannya, ataupun kertas kosong dan spidol. Kegunaannya ya satu, nulis nama pacar, dan bilang “Happy Birthday, xxxx”. Tapi gue pernah ngelakuin juga, ya meskipun bukan nama pacar, sih.

*toyor diri sendiri*

3. Foto dengan Atribut Bendera Merah Putih



Sumber : Dokumen Pribadi

Entah kenapa, banyak banget pendaki yang melakukan ini, mungkin buat membuktikan kalo mereka sayang Indonesia pas di atas gunung atau juga memberikan penglihatan bahwa Indonesia itu keren. Ya, bisa jadi juga, sih.

4. Foto Wisudaan

Sumber : Dokumen Pribadi

Ah, ini kayaknyaaaaa…

Gue bangeeeet. Hahaha. Jangan dilihat modelnya, ya. Takut muntah.

Gausah diomongin lagi, deh,

5. Masak Indomie

Gak heran, banyak pendaki yang bawa kompor kalo lagi di puncak, tujuannya ya buat masak-masak Indomie, karena masak Indomie di puncak itu mungkin punya rasa yang berbeda dari masak Indomie di rumah. Jangan-jangan, nanti bakal ada warung Indomie lagi pas di puncak.

Nah, karena pengalaman pendaki yang masih nubie ini. Maka beberapa hal di atas yang bisa gue tarik kesimpulan. Coba kalian naik, mungkin punya kebiasaan yang berbeda. Cenderung unik, mungkin?

Tapi sekali lagi, jangan foto mesra bareng pasangan di depan gue, ya. Kalo misalkan nanti ketemu. Apalagi foto pasangannya yang agak gimana gitu. Agak nyesek di gue nantinya. Please ya.

Jadi, adakah kebiasaan yang lain?

Monday, August 17, 2015

Gunung Cikuray : Gunung Dingin Tiada Ampun

 


“Mendaki adalah salah satu cara merefleksikan diri.” 


Gue rasa, yang pertama kali ngomong begituan, pasti galau banget orangnya, yang abis diputusin, dianiaya, disakiti dan diteriaki……hatinya. Yehehe.

Tapi dipikir-pikir, sih, bener juga, ya. Mungkin karena gue sedang galau juga, makanya quote-an itu terasa benernya. Ah, masa bodo, yang penting naik gunung, ye gak? Haha.

“Naik gunung mana, Ben?”

Gunung yang deket sajalah, mungkin karena memang tidak terlalu menyiapkan keberangkatannya juga, sih. Naik gunung salah satu di Garut, dan gunung ini sudah menjadi pelengkap di Garut, akhirnya, wisuda juga di Garut.

Pendakian ini bermula dari bertiga, tim yang seperti biasa, namun di dekat hari keberangkatan, salah satu teman batal. Jadilah, kami berangkat hanya berdua saja dari Jakarta. Kata tetangga, ‘Niat amat lu naik cuma berdua doang”

Ah, gue sih, ya gapapa gitu, asal jangan sendiri aja. Terlalu lama sendiri, soalnya. Eh maap, malah curhat.

Oh iya belum bilang, mau kemananya, ya. Tujuan kali ini adalah mengunjungi Cikuray, gunung yang selalu ada di kemasan Chocodot. Udah tau chocodot apa, kan? Kalo belum tau mah, ga keterlaluaan, cyin.

Di pikiran, waduh, trek Cikuray kan, parah abis. Begitu kata temen-temen yang sudah melakukan pendakian ke tempat ini. Ga ada bonusnya. Pokoknya nanjak, banget. Dengkul bisa ketemu dagu.

Duh, Elif jadi pengen nangis, nih.

Pas bikin itinerary aja, rasanya pengen nangis. Rasanya kayak abis diputusin pacar. Eh rasanya, gimana sih itu? Maklumlaah.

Tapi nih, ya, gue kesel sekarang kalo naik gunung di Garut. Harga transportnya itu lhooooooooooo………..gak nahan. Muahaaaal. Gak tau apa udah akhir bulan? Hih. Kebiasaan.


***

Kami memulai start pendakian jam 7 pagi, waktu yang bagus untuk memulai sesuatu, bukan? Hehe. Awalnya kami ingin mendirikan tenda di puncak, namun apadaya, karena jalannya kami yang lelet, malah ga kebagian tempat di puncak, malahan di atasnya puncak bayangan.

Oh iya, jumlah Posnya ada 7, diluar Pos Puncak Bayangan. Banyak kan posnya? Banyakan mana sama mantan kamu, hayo?

Jalur paling lama itu dari Pos 2 menuju Pos 3, setelahnya dapat ditempuh kurang dari 1 jam, sepertinya. Asaaaal….kalian gak banyak istirahat, ya. Kami saja, baru sampe di tempat tenda sekitar pukul 12-an. Disusul temen jam 12.30.

Ah masih siang, ditambah banyak angin, sukses buat kami berdua pengen bobok lucuk.

Malah ngomong yang lain lagi *selfkeplak*

Treknya, ya seperti orang kebanyakan bilang, sih. Tiada ampun. Kayak siksaan Mamak Tere. Alaah.



Tapi yang salut, mah. Temen pendakian gue ini akhirnya bisa juga ngerasain ke puncak bareng gue. Haha. Dimana sebelumnya, kalo lagi pergi bertiga, gak pernah sampe ke atas juga.

Jadi, katakan…Alhamdulillah!

Di Cikuray ini asik, bisa ngerasain sunset dan sunrise di Gunung. Iri gak?




Tapi memang pendakian ini terlalu ramai, mungkin karena banyak yang melakukan pendakian buat upacaraan di atas kali, yah. Hih.

Ngomong-ngomong, Dirgahayu Indonesia, semoga kamu tetap menakjubkan.


 #DirgahayuIndonesia #RI70 
Sumber : Dokumen Pribadi

PS:
Yang lagi upacara, hati-hati ya, nanti pingsan lagi.

Friday, July 17, 2015

#EdisiLebaran : Shalat Ied dan Celana Baru


Pagi ini semua umat muslim melakukan kegiatan dengan sukacita, ceria dan suci. Semua merayakan hari kemenangan yang ditunggu-tunggu selama 29 hari bulan Ramadhan 1436 H. Gue pun begitu.
 
Gue berangkat ke Masjid Syarif Hidayatullah dengan perasaan senang dan gembira. Bukan, bukan karena gue punya pacar atau pun naik promosi jabatan di tempat kerja. Tapi karena di hari yang fitri ini. Gue merasa suci dari pagi hingga rakaat pertama sholat ied.


Mengapa gue merasa suci hanya sampai rakaat pertama? Mengapa? Ada yang tau?

Ah, mungkin gue ceritakan sajalah.

Gue memasuki pintu masjid dengan wibawa yang sangat tinggi, terutama karena gue pake baju baru dan celana baru, tapi hati lama. Gapapa kali ya. Kemudian, gue melanjutkan dengan shalat sunnah ketika orang memasuki masjid.

Gak ada yang salah sampai saat itu, semua berjalan normal. Imam memandu takbir, gue mengikuti. Imam berdoa, gue pun berdoa. Semua lancar. Lancar banget. Sampai suatu ketika shalat dimulai.

Barisan shaf depan kosong, otomatis gue maju. Shalat pun dimulai, gue mengikuti gerakan-gerakannya dengan tu’maninah (bener ga ya penulisan gue). Ketika gerakan memasuki langkah sujud, dan langsung berbunyi…..

“PREEEEEET”

Keras banget suaranya, dan gue langsung penasaran dong sama bunyinya, setelah selesai sujud, gue coba meraba dong ke pantat, dan celana gue sobeeeeeek!!

Anjir, dalam hati, shalat gue udah gak khusyuk, gue mencari cara gimana balikin khusyuknya. Pada akhirnya, gue pun khusyuk kembali, dengan catatan, gue pura-pura gak tau kalo bunyiny berasal dari celana. Gue melanjutkan shalat.

Tapi anak-anak yang ada di belakang gue, malah ngetawain, BANGKEK MEREKA!

Gue pun merasa diri ini udah gak suci lagi. Kotor, aku ternoda. Dosa apa yang telah gue lakukan Ya Allaaah.

Selesai shalat, gue  langsung mindak mindik untuk kabur secara diam-diam. Tapi ya gimana, belakang gue anak kecil, dan mereka ngeliatin gue. BANGKEK KUADRAAT MEREKA!!

Sampai rumah, gue langsung menulis kejadian ini yang sangat membuat malu hati abang. HIKS.

*cari pundak untuk pelampiasan*

Dari kejadian ini gue punya tips saat melakukan shalat Ied, di hari yang suci ini :

1. Beli celana baru, gausah yang slim fit, apalagi berbahan dasar kain

Bener, beli celana barunya gausah yang sok-sok slimfit lagi lah. Apalagi dipake buat shalat, yang notabene banyak melakukan kegiatan yang mengencangkan celana, seperti ruku’, sujud ataupun duduk di antara dua sujud. Gamau berakhir seperti gue, kan?

2. Pake sarung kalau mau shalat, ataupun beli aja gamis

Lebih baik kita memakai sarung yang kebesaran daripada celana baru yang mudah sobek saat sujud. Jangan kayak gue. Dan oh iya, jangan pake sarung atau gamis yang bolong, ya. Kalau bolongnya untuk kita pakenya sih gapapa, asal jangan bolong di pantat aja. Memalukan. *masih kesel karena diketawain anak kecil*

3. Cek kembali jahitannya

Sebaiknya, sebelum pergi keluar rumah, marilah sejenak kita mengecek ataupun memeriksa jenis jahitan-jahitan yang ada, apakah ada yang kendor ataupun benangnya yang tepo. Jaga-jaga agar pas lagi di jalan, gak mudah sobek atau pun rusak.

Ah, memalukan. Lain kali gue pake sarung cap Gajah Sobek aja, deh.  Lebih semriwing dan adem di pantat. By the way, apa hukumnya ya, dengan sikap gue melakukan shalat ketika celana gue sobek? Ada ide guys? Komenin ya. Batal kah shalat gue?

Ditulis oleh manusia yang tidak suci lagi pagi ini. *ambil wudhu*

Oh iya, Happy Lebaran, guys! Mohon maaf jika sang penulis punya banyak salah sama kalian. Minal aidin wal faidzin! Happy Ied 1436H, ya!


edisi celana bolong

Tuesday, June 30, 2015

Ngobrol Seru Bareng Boy Thohir

Beberapa waktu lalu, gue punya kesempatan berbincang-bincang, dong, sama seorang Presiden Direktur sebuah grup perusahaan. Orangnya baik, ga neko-neko dan sayang keluarga banget, deh, pokoknya.

*jadi ngebayangin punya Bapak seperti beliau*  

 Oh iya, namanya Pak Boy Thohir. Hmm, namanya aslinya sih, Garibaldi Thohir. Pria kelahiran, 1 Mei 1965 ini, adalah seorang Presiden Direktur dari sebuah grup bernama Adaro Energy. Kalian pasti pada mikir, siapa sih beliau ini? Kok namanya kaya yang punya Inter Milan ntu.


Dan yaps, beliau adalah kakak kandung dari Pak Erick Thohir, si pemilik klub Liga Italia tersebut. Dengan kata lain, beliau juga anak dari Teddy Thohir, dong, ya? Benar atau tidak? Tul atau engga?. Gak tau Pak Teddy Thohir juga? Itu lho salah satu pemilik PT. Astra International.

Sepak terjang Pak Boy gak kalah hebatnya dari adik maupun ayahnya. Pada awal karirnya, beliau bergabung dalam Astra, perusahaan yang notabene milik ayahnya. Setelah dikiranya cukup belajar, beliau beberapa kali membuat bisnis, ada yang properti, keuangan dan lain-lain. Namun titik balik kesuksesannya, berawal dengan pembelian saham Adaro Energy dari New Hope, perusahaan batu bara yang berasal dari Australia. Beliau dan rekan-rekannya akhirnya sukses membawa Adaro Energy menjadi produsen batu bara terbesar kelima di dunia.

Gokils gak?

Cukup ceritanya mengenai perusahaan beliau ini. Gak ada habisnya, deh. Pengen juga sukses seperti beliau. Nah, pada waktu lalu, gue sempet menghadiri Buka Puasa Bersama Adaro Group ini di kawasan GOR Soemantri, Kuningan.



Acara ini disambut antusias sama karyawan-karyawati dari Adaro Group ini, maupun peserta bukber lainnya. Dengan judul acara “Buka Puasa Bersama 1000 Anak Yatim”. Acara buka puasa bersama tersebut diadakan setiap tahunnya oleh perusahaan ini.

“Tahun kemarin, kita ngundang Cherrybelle, kemudian sebelumnya Coboy Junior, tapi buat tahun ini, gak usahlah kita ngundang yang begituan, cari tema yang beda” Kata Pak Boy sambil menirukan instruksinya saat itu kepada karyawannya.

Beruntung gue bisa ngobrol sama Bapak tiga orang anak ini. Banyak banget ilmu yang bisa diambil dari beliau, tapi ini ada beberapa poin penting yang gue dapet tarik kesimpulannya.

 Duh, Pak Boy dikelilingi sama ibu-ibu
Sumber : Dokumentasi Pribadi

"Reputasi itu gak bisa dibeli, tapi dibangun." (Boy Thohir, PresDir PT Adaro Energy)

Menurut gue, bener banget perkataan beliau, walaupun Pak Boy yang bisa mampu beli segalanya. Kepercayaan dari klien itu tetep aja ga bisa dibeli, melainkan didapat atau dibangun.

Sama aja kaya twitter, walaupun kalian beli followers sampe 1 juta pun, kalo isinya twit kalian begitu aja, mana ada klien-klien (twitterians) yang mau klik tombol follow di laman twitter lu.

"Mengurus perusahaan sama aja kaya mengurus anak, perlahan-lahan tumbuh." (Boy Thohir, PresDir PT Adaro Energy)

Duh bener banget. Gak ada yang instan, bisa aja sukses cepat, tapi hilangnya juga cepat. Pantesan beberapa waktu lalu, ada beberapa perusahaan yang langsung sukses, namun hilangnya juga cepat.

Sebenarnya, sama kayak kita ngurus blog, sih. Blog gak ada yang bisa langsung sukses, perlahan tapi pasti. Beberapa teman blogger, yang awalnya emang cuma ngeblog, eh tapi jadi blogger terkenal gitu. Kan jadi iri :(.

Memang, perkataan beliau membuat gue tertohok. Impian gue yaitu memeiliki bisnis yang sukses, tapi masih kepikiran “Gimana sih biar bisnis bisa makin besar dan semakin besar?”. Dan iya, langsung kejawab pas ngobrol sama beliau.

"Resiko seorang wanita adalah saat mencari pasangan, tetapi resiko pria adalah saat menentukan siapa yang pantas untuk menjadi ibu dari anak-anaknya nanti." (BoyThohir, PresDir PT Adaro Energy)

Dan, gue sempet mikir “Anjrit bener banget.”. Siapa sih yang kepikiran gitu, gue, sebagai seorang pria, paling cuma mikirin siapa jodoh gue nanti, gimana cari wanita yang cantik dan cocok banget buat dijadiin istri. Sama sekali, pikiran gue belum sampai sana, sih. Untung aja, gue belum disuruh nikah sekarang-sekarang ini, kalo iya mah, bisa pusing tujuh keliling.

Nah, di atas itu poin-poin yang menurut gue sangat penting. Dan akhirnya gue bisa ngobrol sama seorang Presiden Direktur. Aaaak. Terakhir nih, beliau sempat kelimpungan saat tau anak-anaknya bakal melanjutkan pendidikan di luar negeri, lho. Kebayang kan, gimana orangnya? Sayang keluarga banget, kan?

Keseruan ngobrol bareng Pak Boy
Sumber : Widya Darma

Pak Boy Thohir, terima kasih atas masukan-masukannya beberapa waktu lalu.

Sunday, June 28, 2015

Melepas Penat di Pulau Tunda

Heyho…letsgoooo *mirip-miripin sama Ruben*

Astagfirullah 

“Pulau pulau apa yang latepost banget?” 

“Pulau Delaaaay!!” 

“Lo kira pesawaaat apaaa?” 

“Terus apa dong kaka?”

“Pulau Tundaaaaa!!!”

“Ya sama ajaaaaaaaaa!!”

*kemudian berantem*

Beberapa orang akan mencoba snorkling di Kepulauan Seribu, kan? Tetapi orang keren kaya gue, gak seperti itu. It’s so mainstream, you knowww??

Hahahaha. *ketawa ala pangeran charles jr*

By the way, eniwei, dan telmiway,  sebelumnya, gue belom pernah tuh namanya jalan-jalan ke Pulau. Dalam otak gue selalu ada pikiran, nikmatin apa kalo liburan di pulau-pulau gitu. Kayanya gak seru-seru amat, deh. Paling cuma foto pantai, karang, sunset dan kenangan kita.

Karena gue penasaran, dan setelah gue pikir-pikir, ternyata liburan gue ke pulau itu cuma Anyeer dan Carita serta Bali. Anjrit, sebagai anak traveler yang ganteng seantero jagat raya. Gue pun merasa gagal.

*nyari pundak* *pundak cewek cantik*

Ke Pulau Tunda mah gampang, nyari akomodasinya yang susah. Jadi karena gue jarang berliburan ke pantai, gue serahkan kepada ahlinya. Hehe. Liburan ini liburan bareng anak-anak FDC. Tau kan FDC itu apa? Itu lho komunitas yang katanya suka ngomongin orang anaknya ganteng dan cantik juga. Eh, cuma satu orang deh ceweknya itu.

Temen-temen gue, banyak yang bawa pacar, mantan dan mantan gebetan juga ada. Nah gue, miris kali, kakak! Sendiri dan sendiri lagi. *lalu Kunto Aji muncul sambil bawa gitar dan nyanyi*

Sudah! Sudah! Sudah! Jangan ngeledekin gue!

Gue itu sendirian karena lagi pengen nyari jati diri kayak Sasuke. Tau Sasuke, kan? Yang rambutnya kaya vokalis Kangen Band itu.  Tapi kehebatannya luar biasa, lhooo.

Rombongan kita berangkat ke Pulau Tunda itu  saat hari Jumat, 19 Desember 2014. Yang gue tau dari grup ini kebiasaan ngaretnya, jadi tau kan? Berangkatnya malah Sabtu dini hari jam 1-an. Dengan jarak tempuh yang lumayan, kami sampai di pelabuhan sekitar Adzan Subuh.

Dan, sebagai rombongan yang taat beribadah,maka dilanjutkan dulu dengan sholat dong. Setelah itu, kami menaiki perahu kayu untuk perjalanan sekitar 2-3 jam. Jadi, kami melihat sunrise di Alfamart perahu, dong.

 
 Kan, banyak ceweknya, kan :(

Ternyata, liburan di pulau, enak yah. Sesampai di sana, disambut sama keluarga pemilik homestay, disuruh makan dan beberes. Beda sama kaya naik gunung, makan-makan aja harus masak sendiri, mandi juga sendiri. Lho iya, mandi mah emang sendiri, kalo berdua namanya dimandiin. Hehe

Pulau Tunda terletak di daerah Banten, dekat banget sama deretan kepulauan di sekitar anak Krakatau. Diketahui dari zamanprasejarah, mempunyai keindahan alam laut yang lumayaaan ajib. Dan gausah serius-serius banget sejarahnya. Hehe.

Kegiatan kita di sana keren, euy. Namanya Double SM. Singkatan dari Snorking Makan Snorkling Makan. Seharusnya, berhubung dengan kegiatan snorkling, mesti diwajibkan memberikan foto bawah laut, tapi maaf ya, kameranya pada saat itu belum mendukung. Maafkeun.




Using friend's camera
Pulau ini cocok banget buat orang-orang yang kurang piknik kaya gue. Orang yang butuh liburan dan keindahan alam serta observe cara kehidupan orang di Banten.

Gue bisa snorkling, weeeey!!!

Oh iya, rombongan kami ini diguide oleh Mas Anshor, lelaki pribumi Pulau Tunda. Jadi, ladies, kalo mau lelaki pribumi yang pinter nyelam dan nge-guide, pilihlah Mas Anshor. Diyakini, gak akan gak menyesal.


Sekali lagi, cobalah ke Pulau Tunda. Tapi tetep, jangan nyampaaaah, yaa.