“Bro bro, nanjak yuk
ah” Kata temen mengajak
“Nanjak kemana?” Gue mengiyakan
“Gatau, pengen nanjak aja, sih”
Dasar anak kurang diajar, dia yang ngajak, maka dia pula
yang tidak ngasih pilihannya. Karena gue anaknya sangat menghargai temen, maka
gue ngasih pilihan antara mau dihargai goceng atau ceban. Dan temen gue malah
nawar tiga rebu. Ah sudahlah. Mari kita lupakan.
“Hmm, gunung Jawa Tengah aja, tapi.” Gue ngasih opsi yang
spesifik
“Dan yang enak juga, gitu” Gue menambahkan
Memang, sebagai pendaki amatir yang gak tau-menau tentang
gunung (selain gunung kembar), naik gunung di Jawa Tengah bakal jadi tantangan
yang besar. Oke, pilihan saat itu jatuh ke lawu dan double sumbing sindoro.
Setelah mengalami perbincangan yang hebat antara hati dan
pikiran, maka naik gunung double sumbing sindoro lebih menjanjikan, katanya.
Mulailah gue dan temen-temen mencari akses atau jaluryang memungkinkan ke sana.
Oh iya, perjalanan ini juga dijadwalkan setelah lebaran.
Dari sana kita mulai pusing, karena jalannya setelah lebaran
plus dua. Mau naik kereta atau bis, ya akhirnya mungkin kalian taulah, gue dan
temen-temen jadinya milih apa. Pastinya naik kereta, dong. Secara gue kan Mas Ramdhan yang ada di stasiun Juanda itu, lho. Ganteng kan gue? Udah iyain aja, daripada gue jadi sedih kalo gak diiyain.
Masalah penentuan jadwal ini mengingatkan gue dengan kisah
beberapa tahun sebelumnya.
***
Waktu itu, sekali lagi, gue dan temen-temen berencana liburan ke suatu kota. Kita udah
selalu meeting atau melakukan perbincangan. Biar seperti orang penting dan
sibuk.
“Yuk, main yuk atau jalan-jalan, gitu”
“Berangkaaat” Gue menanggapi
“Tentuin jadwalnya dulu, berangkat dan pulangnya kapan, biar
bisa nyusun jadwal.” Kata temen gue
“Pastinya”
Kita sudah nentuin jadwal, langsung kita booking tiketnya.
Rencana kemana mau makan apa, pergi jalan-jalannya udah oke banget, hanya
tinggal berangkatnya aja yang belum.
Namun apadaya kemampuan manusia itu, rencana hanya rencana, Tuhan yang menentukan.
Dari beberapa orang yang mau berangkat, kemudian mengerucut menjadi 3, lalu 2 dan akhirnya sama sekali ga ada yang
berangkat.
***
Memang, perjalanan
sama kayak perasaan. Buat komitmennya sih gampang, ngejalaninnya yang susah.
0 comments:
Post a Comment